Kesepakatan Strategis di KTT D-8 ke-11: Langkah Maju Menuju Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

titikkabar.xyz - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 ke-11 yang berlangsung di Ibu Kota Administratif Baru (NAC), Mesir, pada tanggal 19 Desember 2024, menjadi momen penting bagi delapan negara anggota Developing-8 (D-8) untuk mempererat kerja sama ekonomi. Dalam konferensi ini, tercapai sejumlah kesepakatan strategis yang berfokus pada pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Indonesia, sebagai salah satu anggota aktif, memainkan peran signifikan dalam pembahasan dan pengambilan keputusan.



Salah satu pencapaian utama dari KTT ini adalah disepakatinya penerapan Perjanjian Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Agreement/PTA) oleh semua negara anggota. Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan akses pasar di antara anggota D-8, mendorong pertumbuhan perdagangan intra-D-8, dan menciptakan peluang ekonomi baru. Indonesia memandang PTA sebagai langkah konkret untuk memperkuat daya saing produk lokal di pasar internasional sekaligus mempererat hubungan ekonomi dengan negara-negara anggota lainnya.

Selain itu, isu pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) juga menjadi salah satu topik penting yang dibahas dalam konferensi ini. Indonesia bersama negara-negara anggota lainnya menyepakati langkah-langkah untuk mendukung pengembangan UKM, terutama di sektor e-commerce dan teknologi. Dalam pidatonya, Presiden Republik Indonesia menegaskan bahwa UKM memiliki peran vital dalam perekonomian nasional dan internasional. Oleh karena itu, dukungan terhadap digitalisasi dan inovasi UKM menjadi prioritas utama dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif.

Dalam upaya menghadapi tantangan global, Presiden Indonesia juga menyampaikan komitmen kuat untuk bekerja sama dengan negara-negara anggota D-8 dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Sebagai negara kepulauan yang rentan terhadap perubahan iklim, Indonesia menekankan pentingnya tindakan kolektif dalam mitigasi dan adaptasi. Kerja sama di bidang teknologi hijau dan energi terbarukan menjadi salah satu fokus utama dalam diskusi ini. Indonesia mengusulkan inisiatif untuk mempercepat transfer teknologi ramah lingkungan di antara negara-negara anggota, dengan harapan dapat mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan produktivitas ekonomi.

Pertemuan ini juga memiliki arti khusus bagi Indonesia, karena secara resmi menerima tongkat estafet presidensi Forum D-8 untuk periode 2026. Hal ini menandai komitmen Indonesia untuk memimpin organisasi ini menuju pencapaian tujuan-tujuan strategisnya di masa depan. Dalam sambutannya, Presiden Indonesia mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan dan berjanji akan mengarahkan organisasi ini ke arah yang lebih progresif. Indonesia berencana memprioritaskan isu-isu seperti transformasi digital, penguatan ketahanan pangan, dan peningkatan konektivitas antaranggota selama masa presidensinya.

KTT D-8 ke-11 ini mencerminkan semangat kerja sama yang kuat di antara negara-negara berkembang untuk menghadapi tantangan global bersama-sama. Melalui kesepakatan yang dicapai, D-8 diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Bagi Indonesia, partisipasi aktif dalam forum ini tidak hanya memperkuat posisi strategis di kancah internasional tetapi juga membuka peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kerja sama yang saling menguntungkan.

Kesepakatan yang dicapai di KTT ini memberikan harapan baru untuk masa depan kerja sama multilateral. Dengan fokus pada isu-isu penting seperti perdagangan, teknologi, dan perubahan iklim, D-8 menunjukkan bahwa kolaborasi antarnegara berkembang memiliki potensi besar untuk menciptakan solusi bagi berbagai tantangan global. Indonesia, dengan semangat kepemimpinan dan komitmen yang kuat, siap memainkan peran yang lebih besar dalam mewujudkan visi bersama organisasi ini.
Lebih baru Lebih lama