Tradisi Gotong Royong dalam Hajat Serentaun di Kasepuhan Gelaralam
Hallo sobat titikkabar.xyz Setiap tahun, Kasepuhan Gelaralam menggelar sebuah acara adat yang sakral dan penuh makna, yaitu hajat Serentaun. Pada tahun 2023, acara ini berlangsung pada tanggal 11 hingga 13 Agustus. Serentaun bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk mempererat tali persaudaraan dan melestarikan budaya gotong royong yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Salah satu aspek menarik dari perayaan Serentaun adalah peran aktif para perempuan dalam menyukseskan acara ini. Tanpa perlu dikomando, mereka turun langsung untuk membantu jalannya hajat. Mereka datang dari berbagai kampung dan berbondong-bondong menuju Bumi Ageng atau Imah Gede, yang merupakan rumah Kepala Adat Kasepuhan Gelaralam. Kehadiran mereka bukan sekadar memenuhi undangan, tetapi untuk melaksanakan sebuah tradisi luhur yang dikenal dengan istilah Babantos atau saling membantu.
Dalam tradisi Babantos, para perempuan menjalankan berbagai tugas domestik guna memastikan kelancaran acara. Mereka memasak dalam jumlah besar, mencuci piring, serta membersihkan area perayaan. Hal ini dilakukan dengan penuh keikhlasan mengingat ribuan tamu akan hadir dan dijamu di Bumi Ageng. Rasa tanggung jawab dan kebersamaan inilah yang menjadikan tradisi ini tetap lestari dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Tak hanya di lingkup rumah tangga, semangat gotong royong juga terlihat dalam berbagai aspek perayaan Serentaun. Masyarakat setempat secara bersama-sama membersihkan lingkungan desa sebelum acara dimulai. Mereka juga turut serta dalam persiapan berbagai pertunjukan seni dan budaya yang menjadi bagian dari perayaan. Acara ini menjadi momentum penting untuk mempertontonkan kekayaan budaya Kasepuhan Gelaralam, sekaligus membangkitkan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan leluhur.
Selain pertunjukan seni dan budaya, puncak acara Serentaun juga ditandai dengan kegiatan makan bersama. Momen ini bukan sekadar aktivitas biasa, melainkan simbol kebersamaan yang mempererat hubungan antarmasyarakat. Dengan duduk bersama dan menikmati hidangan yang telah disiapkan dengan penuh kebersamaan, mereka memperkuat nilai-nilai persatuan yang menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat.
Serentaun tidak hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga sarana untuk memperkokoh identitas budaya masyarakat Kasepuhan Gelaralam. Melalui perayaan ini, nilai-nilai tradisional seperti gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian sosial terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda. Dengan tetap mempertahankan adat dan tradisi, Serentaun menjadi bukti nyata bahwa kebudayaan lokal dapat tetap hidup dan relevan dalam kehidupan modern.
Sebagai refleksi, tradisi Serentaun memberikan banyak pelajaran berharga. Di tengah kehidupan yang semakin individualistik, nilai-nilai kebersamaan seperti yang terlihat dalam acara ini menjadi sesuatu yang patut diteladani. Semangat gotong royong yang diperlihatkan oleh masyarakat Kasepuhan Gelaralam adalah contoh bagaimana adat dan budaya dapat menjadi perekat sosial yang kuat.
Dengan demikian, Serentaun bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebuah warisan budaya yang tak ternilai harganya. Melalui acara ini, masyarakat tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga memperkuat rasa persatuan dan kesadaran kolektif. Inilah yang menjadikan Serentaun lebih dari sekadar hajat tahunan—ia adalah cerminan dari semangat kebersamaan dan ketahanan budaya yang terus hidup dalam jiwa masyarakat Kasepuhan Gelaralam.
https://whatsapp.com/channel/0029Vb0pjUnDZ4LUrhQY3k3n
Tidak ada komentar untuk " Tradisi Gotong Royong dalam Hajat Serentaun di Kasepuhan Gelaralam"